TUGAS 1 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
KARAKTERISTIK BAND LANDSAT 8
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengolahan Citra Digital
Semester Genap Tahun Ajaran 2017
Disusun oleh:
YOPPI YOLANDA PUTRI
10070314022
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M/1439 H
KARAKTERISTIK BAND LANDSAT 8
Setelah sebelumnya kita membahas
bagaimana mendownload citra landsat dari USGS. Kemudian bagaimana membuat
komposit band dengan ArcGIS. Pada saat ini saya akan mencoba mengenal
karakteristik band citra landsat 8 dan mengenal komposisi (komposit) band untuk
aplikasi atau penelitian dalam analisis remote sensing.
Landsat Data Continuity Mission
(LDCM) atau dikenal juga dengan nama Landsat 8 merupakan satelit generasi
terbaru dari Program Landsat. Satelit ini merupakan project gabungan antara
USGS dan NASA beserta NASA Goddard Space Flight Center dan diluncurkan pada
hari Senin, 11 Februari 2013 di Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California Amerika
Serikat. Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 –
10 tahun ini, dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari
sensor yang terdapat pada satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya.
Kedua sensor tersebut yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri
dari 9 band serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2
band. Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang
baru terdapat pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band
(0.433 – 0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah pesisir serta
Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 –1.390 mikrometer) untuk deteksi awan
cirrus. Sedangkan sisa 7 band lainnya merupakan band yang sebelumnya juga
telah terdapat pada sensor satelit Landsat generasi sebelumnya. Dan untuk lebih
detailnya, berikut ini daftar 9 band yang terdapat pada Sensor OLI.
Tabel 1. Karakteristik band
Landsat 8
Band Spektral
|
Panjang Gelombang (µ)
|
Resolusi Spasial (meter)
|
Kegunaan dalam pemetaan
|
Band 1 – Coastal
Aerosol
|
0,43 – 0,45
|
30
|
Penelitian Coastal dan Aerosol
|
Band 2 – Blue
|
0,45 – 0,51
|
30
|
Bathymetric
mapping, distinguishing soil from vegetation and deciduous from coniferous
vegetation
|
Band 3 – Green
|
0,53 – 0,59
|
30
|
Emphasizes peak vegetation, which is
useful for assessing plant vigor
|
Band 4 – Red
|
0,64 – 0,67
|
30
|
Discriminates
vegetation slopes
|
Band 5 – Near InfraRed
|
0,85 – 0,88
|
30
|
Emphasizes biomass content and shorelines
|
Band 6 – Short
Wavelength InfraRed
|
1,57 – 165
|
30
|
Discriminates
moisture content of soil and vegetation; penetrates thin clouds
|
Band 7 – Short
Wavelength InfraRed
|
2,11 – 2,29
|
30
|
Improved moisture content of soil and
vegetation and thin cloud penetration
|
Band 8 – Panchromatic
|
0,50 – 0,68
|
15
|
15 meter
resolution, sharper image definition
|
Band 9 – Cirrus
|
1,36 – 1,38
|
30
|
Improved detection of cirrus cloud
contamination
|
Band 10 – Long
Wavelength InfraRed
|
10,60 – 11,19
|
100
|
100 meter
resolution, thermal mapping and estimated soil moisture
|
Band 11 – Long
Wavelength InfraRed
|
11,50 – 12,51
|
100
|
100 meter resolution, Improved thermal
mapping and estimated soil moisture
|
Dari penjelasan Tabel 1
Karakteristik band Landsat 8, dapat dijelaskan kombinasi band Landsat 8 untuk
berbagai aplikasi atau penelitian dijelaskan dalam Tabel 2. Penggunaan
Kombinasi Band untuk Aplikasi atau Penelitian.
Tabel 2 Penggunaan Kombinasi
Band
untuk Aplikasi atau
Penelitian.
Aplikasi
|
Kombinasi
Band
|
Natural
Color
|
4 3 2
|
False
Color (urban)
|
7 6 4
|
Color
Infrared (vegetation)
|
5 4 3
|
Agriculture
|
6 5 2
|
Atmospheric
Penetration
|
7 6 5
|
Healthy
Vegetation
|
5 6 2
|
Land/Water
|
5 6 4
|
Natural
With Atmospheric Removal
|
7 5 3
|
Shortwave
Infrared
|
7 5 4
|
Vegetation
Analysis
|
6 5 4
|
Teknologi
ini belum sepenuhnya beroperasional ini disebut dengan spektrometri
pencitraan (imaging spectrometry) karena mampu memadukan kemampuan
menyajikan informasi spectral objek secara kuasi-kontinu, yaitu pada interval
panjang gelombang yang sangat sempit seperti halnya spectrometer, sekaligus
mampu menghasilkan citra digital. Istilah spektrometri pencitran ini kadang
digantikan dengan pencitraan hiperspektral. Istilah hiperspektral berkonotasi
pada resolusi spectral yang sangat tinggi, yang diwakilin oleh lebar interval
yang sangat sempit dan sekaligus jumlah saluran spectral yang sangat banyak,
yaitu hingga lebih 200 (Danoedro, 2012)
Teknologi hiperspektral adalah peningkatan dalam mengukur kandungan klorofil pada spektrum reflektan kanopi. Sebagian besar petunjuk empiris dari estimasi klorofil adalah langsung didapatkan dari reflektan spektrum (Gao J., 2006)
Hiperspektral digunakan untuk mengidentifikasi dan mencirikan materi yang unik serta memiliki informasi yang lebih akurat dan detail dibandingkan citra multispektral. Citra hiperspektral sudah digunakan untuk mengumpulkan banyak variabel biofisika dan geofisika seperti kandungan air pada daun, klorofil dan pigmen, mineral dan jenis tanah.
A. Konfigurasi Sensor Hiperspektral
Teknologi hiperspektral adalah peningkatan dalam mengukur kandungan klorofil pada spektrum reflektan kanopi. Sebagian besar petunjuk empiris dari estimasi klorofil adalah langsung didapatkan dari reflektan spektrum (Gao J., 2006)
Hiperspektral digunakan untuk mengidentifikasi dan mencirikan materi yang unik serta memiliki informasi yang lebih akurat dan detail dibandingkan citra multispektral. Citra hiperspektral sudah digunakan untuk mengumpulkan banyak variabel biofisika dan geofisika seperti kandungan air pada daun, klorofil dan pigmen, mineral dan jenis tanah.
A. Konfigurasi Sensor Hiperspektral
Konfigurasi
spektral sensor HyMap ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tiap-tiap modul
spektral (Tampak, NIR, SWIR1 dan SWIR2) memiliki 32 band sehingga total jumlah
spektral band adalah 126.
Tabel
II.3 Spektrum
Sensor HyMap (Cocks, 1998)
No.
|
Konfigurasi
Spektral
|
|||
Modul
|
Jarak spektral
|
Lebar antar band
|
Interval rata-rata spektral
|
|
1
|
VIS
|
0.45 – 0.89 μm
|
15 – 16 nm
|
15 nm
|
2
|
NIR
|
0.89 – 1.35 μm
|
15 – 16 nm
|
15 nm
|
3
|
SWIR1
|
1.40 – 1.80 μm
|
15 – 16 nm
|
13 nm
|
4
|
SWIR2
|
1.95 – 2.48 μm
|
18 – 20 nm
|
17 nm
|
Tabel
II.4
Karakteristik Citra HyMap
(Cocks, 1998)
No.
|
Modul
|
VIS, NIR, SWIR,
MWIR, TIR
|
1
|
Number of channels
|
100 – 200
|
2
|
Band Spektral
|
10 – 20 nm
|
3
|
Resolusi Spasial
|
2 – 10 m
|
4
|
Swath width
|
60 – 70 degrees
|
5
|
Signal to noise ratio
(30 derajat SZA, 50% reflektan)
|
>500:1
|
6
|
Operational ketinggian
|
2000 – 5000 m AGL
|
Tabel II.5
Parameter-parameter Pengoperasian Sensor HyMap
(Cocks, 1998)
No
|
Paramater
Pengoperasian
|
|
1
|
Platform
|
Light, twin engined aircraft e.g. Cessna
404, unpressurised
|
2
|
Ketinggian
|
2000 – 5000 m
|
3
|
Kecepatan
|
110 – 180 kts
|
Konfigurasi Spasial
|
||
4
|
IFOV
|
2.5 mr along track, 2.0 mr across
track
|
5
|
FOV
|
60 derajat (512 piksel)
|
6
|
Swath
|
2.3 km at 5 m IFOV (along
track)
|
Tabel
II.6 Jenis Citra
Hiperspektral
(Wiweka,2006)
Sensor Pesawat
|
Pabrik
|
Jumlah Band
|
Selang Spektral
|
AVIRIS (Airbone
Visible Infrared Imaging Spectrometer)
|
NASA Jet Propulsion Lab
|
224
|
0.4 - 2.5 µm
|
HYDICE (Hyperspectral
Digital Imagery)
|
Naval Researching Lab
|
210
|
0.4 - 2.5 µm
|
PROBE-1 Earth
Search Science Inc
|
128
|
0.4 -2.5µm
|
|
CASI (Compact
Airbone Spectrographic Imager)
|
ITRES Researching Limited
|
Up – 228
|
|
Hymap
|
Integrated
Spectronic
|
100-200
|
Visible –
thermal infrared
|
EPS-H (Enviromental
Protection System)
|
GER Corporation
|
VIS/NIR (76), SWIR1 (32),
SWIR(32),TIR (12)
|
VIS/NIR (0.43 – 1,05) µm
SWIR1 (1.5 – 1.8) µm
SWIR2 (2.0 – 2.5) µm
TIR (8-12.5) µm
|
DAIS 7915 (Digital
Airbone Imaging Spectrometer)
|
GER Corporation
|
VIS/NIR (32), SWIR1 (8), SWIR(32),
MIR (1) TIR (6)
|
VIS/NIR (0.43 – 1,05) µm
SWIR1 (1.5 – 1.8) µm
SWIR2 (2.0 – 2.5) µm
MIR (3.0 – 5.0) µm
TIR (8-12.3) µm
|
AISA(Airbone
Imaging Spectrometer)
|
Spectral Imaging
|
Up – 288
|
0.43 -1.0µm
|
EnMap
|
GFZ Postdam Keyser Threde
|
Up – 200
|
VNIR 420-1030 nm (92 band)
SWIR 950-2450 nm (108 bands)
|
Menurut
Wiweka (2006), aplikasi dan kapabilitas citra hiperspektral berdasarkan
sejumlah referensi adalah :
- Melengkapi peta lahan basar untuk memantau lokasi yang menarik.
- Meningkatkan pemetaan spesies vegetasi.
- Mengidentifikasi dan memantau rumput yang berbahaya.
- Meningkatkan pemantauan kuantifikasi biomassa dan evolusi.
- Pemetaan penetrasi jalur dan tingkat kehancuran untuk lebih baik meredakan serangan spesies yang beracun.
- Pemantauan wilayah yang terkontaminasi dan rehabilitasi tambang logam.
- Mendeteksi kontaminasi hidrokarbon terhadap tanah dan air yang dihubungkan dengan aktivitas industri dan pemantauan pipa hidrokarbon.
- Mengukur pengaruh industri dan pertanggungjawaban manejemen sebagai garis dasar lingkungan.
- Memodelkan dan memantau kualitas air dari garis pantai.
- Pengkajian kualitas tanah dan pemantauan pengaruh praktek pertanian.
- Mendukung perhitungan karbon melalui inventarisasi hutan (komitmen protokol Kyoto).
- Pemantauan kelautan.
- Deteksi marijuana dan ganja.
- Deteksi polutan pada sistem air.
- Eksplorasi geologi.
- Pemantauan lingkungan.
- Precision Farming.
- Identifikasi mineral campuran.
- Pemanfaatan untuk membangun sistem pengawasan jalur, pertanian, pertanahan tanah air, pemantauan lingkungan, pengintaian militer dan perencanaan kota.
- Untuk mendeteksi status nutrisi dan air dari gandum pada sitem irigasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar