Interaksi Gelombang Elektromagnetik Dengan Materi
Panjang Gelombang Matahari :
Gambar 3
Panjang Gelombang Matahari
Sumber : PPT Perkuliahan Pengolahan Citra Digital
Teori Dasar
Ada tiga cara transfer energi, yaitu :
1. Konduksi
Perpindahan kalor yang pada umumnya terjadi pada zat padat. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan sempurna disebut konduktor, misalnya pada berbagai jenis logam. Contoh Konduksi ialah memanaskan sebatang besi dengan api. Jika salah satu ujung dipanaskan dan ujung yang satunya dipegang, maka semakin lama ujung yang dipegang akan semakin panas. Jadi, dapat dikatakan bahwa kalor (panas) dapat berpindah dari ujung yang satu ke ujung yang dipegang jika dipanaskan.
2. Konveksi,
Umumnya zat penghantar yang digunakan adalah berupa zat cair dan gas. Kalor yang berpindah karena adanya aliran zat dipanaskan merupakan akibat dari perbedaan massa jenis atau berat jenis. Massa jenis bagian yang dipanaskan lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis bagian yang tidak dipanaskan. Contoh Konveksi ialah memanaskan air menggunakan panci sampai mendidih.3. Radiasi
Pancaran kalor yang hanya terjadi di dalam gas atau pada ruang hampa, seperti penghantaran panas matahari ke bumi dengan ruang hampa udara. Untuk mengetahui adanya pancaran kalor, alat yang digunakan adalah termoskop. Contoh Radiasi adalah perpindahan panas dari cahaya matahari ke bumi. Radiasi kalor dapat terjadi jika lampu pijar listrik sedang menyala dan api unggun sedang menyala. Dimana disaat kita berada di dekat api unggun, tubuh akan merasa hangat, hal ini terjadi karena terdapat radiasi kalor yang dipancarkan api unggun.
Proses interaksi gelombang elektromagnetik (EM) di atmosfer meliputi :
- Atenuasi (penurunan intensitas radiasi), proses atenuasi gelombang EM oleh atmosfer yang meliputi penyerapan oleh materi (aerosol/partikel), dihambur oleh materi (fungsi struktur dan temperatur), didefleksikan ke semua arah, dan dipantulkan permukaan materi dapat menurunkan kualitas citra.
Gambar 4
Proses Atenuasi
Sumber : PPT Perkuliahan Pengolahan Citra Digital
- Refraksi (pembelokan arah), merupakan pembelokan arah penjalaran gelombang, baik fisik maupun elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang batas dua medium yang memiliki indeks bias yang berbeda. Indeks bias menyatakan kerapatan suatu medium. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air sehingga arah perambatannya akan mengalami pembelokan.
Gambar 5
Proses Refraksi
Sumber : http://www.nafiun.com
Ca : Kecepatan dalam lapisan pertama (udara)Cs : Kecepatan dalam lapisan kedua (materi/benda)
- Defraksi (penguraian), merupakan penguraian warna oleh partikel air yang bertindak sebagai prisma. memiliki sifat unik sesuai dengan karakteristik/tipe panjang gelombang elektromagnetik. Neraca interaksi energi dan materi merupakan keseimbangan energi datang dengan pantul + absorpsi + transmisi.
Gambar 6
Proses Defraksi
Sumber : http://www.nafiun.com
E = Er + Ea + Et
Ee = Ea
Keterangan :
- E : Radiasi datang
- Er : Radiasi pantul
- Ea : Radiasi serap
- Et : Radiasi diteruskan
- Ee : Radiasi dipancar kembali oleh materi setelah diserap
- Transmisi (penerusan), sehingga absorpsivitas, reflektivitas dan transmisivitas dapat didefinisikan sebgai kemampuan menyerap, memantulkan dan meneruskan radiasi yang sampai ke permukaan, dengan persamaan keseimbangan sebagai berikut :
Dengan :
- F0 : Radiasi datang
- Fa : Absorpsivitas
- Fr :Reflektifitas
- Ft : Transmisivita
- Pantulan, dalam proses pantulan dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam pantulan, sebagai berikut :
- Spekuler, apabila sudut datang sama dengan sudut pantul.
- Near Spekuler, apabila ada pangulan disekitar sudut pantul utama.
- Difus, apabila radiasi datang dipantulkan ke semua arah
- Near Difus, apabila dipantulkan lebih banyak disekitar pantulan spekuler
Gambar 7
Proses Pantulan
Sumber : PPT Penginderaan Citra Digital
Interaksi Gelombang Elektromagnetik Dengan Sistem Bumi - Atmosfer
Berdasarkan geometri dan sifat fisik permukaan diperoleh 3 (tiga) tipe lengkungan spektral refleksi tersebut :
- Pantulan oleh tanah kering (lengkungan reflektansi tanah kering)
- Pantulan oleh air (lengkungan reflektansi air)
- Pantulan oleh tumbuhan (lengkungan reflektansi tumbuhan)
Gambar 8
Interaksi Gelombang Elektromagnetik dengan Sistem Bumi
Sumber : PPT Penginderaan Citra Digital
Interaksi Dengan Atmosfer
Sebelum
radiasi
mencapai
permukaan
bumi,
di
atmosfer
radiasi
mengalami
‘gangguan’
atau
berinteraksi
dengan
keadaan
atmosfer.
Partikel
dan
gas-gas di
atmosfer
dapat
mempengaruhi
proses
radiasi.
Efek
ini
disebabkan
oleh
mekanisme
scattering
dan
absorption.
Scattering
terjadi
ketika
partikel
atau
gas molekul
berukuran
besar
terdapat
pada
atmosfer
yang berinteraksi
dengannya
dan
menyebabkan
radiasi
elektromagnetik
dihamburkan.
Absorption merupakan
mekanisme
lainnya
yang terjadi
saat
radiasi
elektromagnetik
berinteraksi
dengan
atmosfer.
Tidak
seperti
pada
scattering, fenomena
ini
menyebabkan
molekul-molekul
pada
atmosfer
menyerap
energi
pada
panjang
gelombang
yang bervariasi.
Ozone,
carbon
dioxide, dan
water vapour adalah
tiga
jenis
utama
material yang menyerap
radiasi.
Interaksi Radiasi dan Target (Obyek)
Absorpsi (A), terjadi ketika radiasi (energi) diserap kedalam target dimana transmission (T) terjadi ketika target meneruskan radiasi. Sedangkan Reflection (R) terjadi ketika radiasi dipantulkan oleh target.
Jenis Reflektansi
Jika
permukaan
halus
maka
karakteristik
permukaan
tersebut
adalah
seperti
cermin
dimana
hampir
semua
energi
dipantulkan
dengan
arah
yang sama
(specular reflection).
Sedangkan
‘diffuse reflection’ terjadi
jika
permukaan
kasar
dimana
energi
dipantulkan
secara
merata
ke
semua
arah.
Hampir
semua
permukaan
bumi
mempunyai
karakteristik
antara
‘perfectly specular’
atau
‘perfectly diffuse’ reflectors. Apakah
target tertentu
memantulkan
secara
specular
maupun
diffuse tergantung
pada
sifat
permukaan
itu
sendiri
(surface roughness) dan
perbandingannya
dengan
panjang
gelombang
radiasi
datang.
Jika
panjang
gelombang
jauh
lebih
kecil/pendek
dari pada
variasi
permukaan
atau
ukuran
partikel
pembentuk
permukaan
tersebut
maka
pantulan
diffuse yang akan
dominan.
Sebagai
contoh,
‘fine-grained sand’ akan
tampak
agak
halus
pada
gelombang
mikro,
tetapi
agak
kasar
pada
gelombang
cahaya
tampak.
Pola Respon Spektral
Dengan
pengukuran energi yang dipantulkan atau dipancarkan oleh target di permukaan bumi maka dapat dibuat respon spektral target tersebut. Dengan
membandingkan pola respon dari beberapa target berbeda maka dapat diidentifikasi karakteristik masing-masing target.
Sebagai
contoh, air dan vegetasi (tumbuh-tumbuhan) kemungkinan mempunyai sifat pantulan yang mirip pada rentang cahaya tampak tetapi akan sangat berbeda pada rentang gelombang infra-red.
Respon
spektral
bisa
bervariasi
bahkan
pada
target yang sama, waktu dan lokasi. Untuk itu perlu mengetahui dan memahami
karakteristik spektral
suatu
target sehingga
dapat
melakukan
koreksi-koreksi
terhadapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar